Langsung ke konten utama

SUSAHNYA JADI KAIN PUTIH

Di suatu kampung, terdapat dua pemuda dengan karakter berbeda.
Pemuda pertama merupakan pemuda jorok yang tak pernah mencuci pakaiannya, sehingga pakaian yang dikenakannya selalu terlihat lusuh, penuh kotoran dan beraroma tak sedap. 
Sedangkan pemuda kedua merupakan pemuda yang menyukai kebersihan. Ia selalu berusaha menjaga kebersihan dirinya di manapun Ia berada. 

Suatu ketika, Si Bersih penasaran dengan aktivitas yang dilakukan Si Jorok. Maka dari itu, di hari itu pula Ia memerhatikan aktivitas yang dilakukan Si Jorok.
Hari itu, Si Bersih melihat Si Jorok sedang bercengkrama dengan para warga di pos ronda dengan mengenakan bajunya yang telah lusuh, penuh kotoran, dan aroma yang tak sedap. Di situ Ia melihat warga bersikap biasa saja meskipun mereka tau keburukan yang dimiliki Si Jorok. Hal tersebut membuat Si Bersih berpikir, "meskipun Si Jorok memakai pakaian seperti itu, warga terlihat biasaa saja dan sama sekali tak mencaci Si Jorok. Ahh, berarti tak apa lah jika sesekali aku melakukan hal yang sama. " Kurang lebih seperti itulah yang ada di pikiran Si Bersih. 

Keesokan harinya, Si Bersih sengaja meneteskan tinta hitam pada baju putihnya. Lalu, seperti yang dilakukan Si Jorok, ia menghampiri sekelompok warga dan mulai bercengkrama dengan mereka. Siapa sangka, ternyata salah satu warga menegur Si Bersih, "hei, Si Bersih, lihatlah bajumu, ada tinda di sana! Apakah kau tak bisa mencuci hingga tinta di bajumu tak bisa hilang?! "
Seketika itu Si Bersih meninggalkan mereka dengan perasaan malu dan kecewa. Dalam hatinya berguman,"betapa susahnya jadi kain putih, ada noda sedikit saja, bisa dicacimaki setengah mati."

***

Saat ini seringkali kita menemui peristiwa mirip seperti kisah di atas, yaitu jika terdapat dua orang dengan karakter berbeda dalam arti salah satu merupakan seorang yang terbiasa melakukan keburukan dan satu lagi terbiasa berbuat kebaikan, maka ketika orang yang terbiasa melakukan keburukan itu kembali melakukan keburukan lainnya, tidak ada yang akan menegurnya. Sedangkan ketika orang baik tiba-tiba melakukan sedikit kesalahan, semua orang akan melihat kesalahan itu sebagai suatu kejahatan besar, bahkan mencaci-maki orang tersebut tanpa mengingat kebaikan yang pernah Ia lakukan. Begitulah dunia saat ini, susahnya jadi kain putih. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamu terlalu berharap sama manusia

Assalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh sobat :) Sebelum aku ngomong panjang lebar, baca percakapan di bawah ini dulu nih sob,hehe Cewe: "Sepertinya aku mulai lelah:(" Cowo: "Santai" Cewe: "Biar apa?" Cowo: "Biar ga lelah" Cewe: "Kamu terlalu sering buat aku patah hati :'(" Cowo: "Kamu terlalu berharap sama manusia"                                *Jlebb Udah...udah...jangan baper...hihihi Biar ga kelamaan bapernya, yukk lanjut baca postingan ini sampai selesai ya sob..he Jadi gini sob, sadar ga sih kalau selama ini kita tuh udah nglakuin kesalahan buesaaaar bangetttt (etyah, lebay banget dasar aku :v) oke lanjut... kesalahan apakah itu????? Jeng jeng jeng... yap!! Terlalu berharap sama manusia, atau lebih luasnya lagi berharap sama makhluk yang sebenarnya ga bisa apa-apa, ga punya apa-apa, dan ga siapa-siapa. Contoh, kita baca lagi kisah di atas ya sob, kalau kita analisis bersama, bener nih ...

Kau Bukan Orang Paling Sengsara di Dunia

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh sobat :) Apa  kabar sobat? Semoga keberkahan senantiasa Allah limpahkan pada kehidupan kita ya sob... amiiinn. Hidup manusia tak akan pernah lepas dari sebuah masalah, Sob. Masalah akan terus datang silih berganti, dan tiap diri punya masalahnya sendiri, itu pasti. Tak perlu menganggap diri jadi orang paling sengsara di dunia karena merasa masalah yang terus datang tanpa jeda, karena tiap diri punya ujiannya sendiri. Ada yang prestasi hebat, namun ekonominya sulit. Ada yang serba berkecukupan, namun kekurangan kasih sayang dari orangtua. Ada yang prestasi hebat, ekonomi ada, kasih sayang orangtua ada, tapi hubungan sosial dengan teman kurang baik, dst. Aku teringat kisah salah seorang guru ku sewaktu SMA. Beliau guru seni budaya. Beliau baik,sholeh, cerdas, tampan, istri cantik dan baik, kaya pula. Terlihat udah sempurna banget kan sob?  Hingga, suatu hari setelah jam pelajaran di kelas ku selesai, seperti biasanya,aku mengantar belia...